Kamis, 18 November 2010

Sulitnya Menerima Perlindungan dari Indonesia

Kasus penganiayaan terhadap TKI semakin merajalela. Akhir-akhir ini tentu kita sering mendengar tentang kasus penganiayaan terhadap TKW asal Indonesia di Arab Saudi, Sumiati. Banyak pihak yang mempertanyakan tanggapan dan sikap yang harus di ambil pemerintah saat ini, tetapi nihil. Meski sudah di desak oleh banyak kalangan, tetap saja belum ada tindakan yang berarti. Kita ini seperti negara tanpa pemimpin, ada pemerintah tetapi tidak punya pemimpin.

Pengamalan HAM dan tingkat kepedulian Presiden terhadap kasus ini memang sangat minim. Padahal entah sudah berapa triliun devisa yang di hasilkan oleh para TKI. Mereka bukanlah mesin ATM. Mereka bukan properti, melainkan manusia yang tidak seharusnya diperlakukan seperti benda mati.

Kini SBY didesak untuk segera menjadwalkan kunjungan ke Arab Saudi untuk bertemu dengan Raja Arab Saudi. Beliau diminta langsung menagih komitmen kerajaan Arab Saudi dalam hubungan kerjasama di bidang ketenagakerjaan dengan Indonesia. Dan apabila kerajaan Arab Saudi tidak melakukan tindakan dalam menetralisir kasus ini, maka Indonesia berhak membawa permaalahn ini ke Mahkamah Internasional.Sayang pemerintah kita terkesan lamban seakan tak perduli dengan hak dan martabat para TKI.

Tahun ini ada 3 TKI yang akan dihukum mati di Malaysia dan kalau tidak salah setelah Idul Adha ini juga akan ada yang dieksekusi di Arab Saudi. Saya tidak melihat Presiden SBY melakukan diplomasi tingkat tinggi. Meski sudah tersedia UU No 39/2004 yang merupakan pedoman atas semua mekanisme penempatan TKI. Untuk membenahinya perlu meratifikan Konvesi PBB tahun 1990 tentang perlindungan buruh migran dan anggota keluarganya. Indonesia baru menandatangani pada 2004, dan hingga kini belum juga meratifikasinya.

Hal yang berlainan terlihat pada masa kepemimpinan Presiden Gus Dur. Setelah reformasi ada beberapa kasus ekstrem bagi buruh migran, dan hanya pada pemerintahan Presiden Gus Dur bersikap tegas dan berani. Dulu ada 2 TKI yakni di Arab dan Mesir akan dieksekusi mati, saat akan dieksekusi, Presiden Gus Dur langsung menelpon Pemerintah Arab.

Banyak pihak yang sangat menyayangkan sikap plin-plan dari presiden kita kini. Meski sudah sering menerima berbagai desakan bahkan kecaman selalu ada beribu alasan yang terlontar dari orang nomor satu di Indonesia ini.

INFO : detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar